Pneumonia pada bayi merupakan infeksi paru-paru yang menyerang bayi. Gejala pneumonia ada yang ringan dan ada pula yang serius. Biasanya neumonia lebih sering dialami anak-anak berusia kurang dari 5 tahun.
Penyakit pneumonia akan sangat berdampak terhadap bayi, anak kecil, hingga lanjut usia di atas 65 tahun. Selain itu juga, dampak serius akan dijumpai pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau mengalami masalah Kesehatan.
Virus dan Bakteri Penyebab Pneumonia Pada Bayi
Biasanya pneumonia pada bayi sering disebabkan oleh virus atau bakteri. Beberapa virus dan bakteri tersebut bisa disebarkan jika langsung kontak dengan orang terinfeksi. Di bawah ini ada beberapa virus dan bakteri penyebab pneumonia, antara lain :
- Streptococcus grup B
- Streptococcus pneumoniae
- Virus parainfluenza
- Adenovirus
- Virus influenza
- Virus Respiratory Syncytial
- Staphylococcus aureus
- Mycoplasma pneumonia
Tidak hanya itu saja, terkadang jamur juga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia. Maka dari itu, jika anak mengalami pneumonia maka anda harus membawanya segera ke dokter. Terutama pada anak berusia kurang dari 2 tahun dengan gejala pneumonia, serta mempunyai daya tahan tubuh yang lemah. Maka anda harus menemui dokter segera jika si kecil mengalami infeksi pada dada sesudah flu atau pilek.
Diagnosis Penyakit Pneumonia
Berikut ini diagnosis pneumonia pada bayi yang harus anda ketahui, antara lain :
- Biasanya dokter akan mengecek kondisi organ paru-paru si kecil dengan memakai stetoskop. Biasanya dokter dapat mendengarkan penumpukan cairan pada paru-paru dengan jelas. Selanjutnya dokter akan mengecek detak jantung, dengan tujuan untuk mengetahui fungsi organ jantung, apakah sudah terdampak atau belum.
- Biasanya dokter akan menanyakan langsung tentang tanda-tanda yang muncul. Apabila ditandai oleh gejala yang memperlihatkan pneumonia sesuai dengan pemeriksaan awal, dengan begit dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan.
- Pemeriksaan organ paru-paru menggunakan x-ray diperlukan guna mengetahui kondisi apakah paru-paru si kecil sudah terdampak atau tidak. Apabila terbukti mengalami pneumonia di dalam paru-parunya, dokter dapat menyarankan pemeriksaan yang lain, seperti tes lender atau tes darah.
- Berbagai macam metode pengecekan umumnya dilakukan dengan cara berurutan agar dapat mengetahui faktor penyebab pneumonia, agar dokter menyarankan perawatan yang paling tepat.
Perawatan Pneumonia Pada Bayi
Untuk orang dewasa mungkin pneumonia dapat diobati sesuai kondisinya di rumah. Akan tetapi, perawatan pneumonia untuk bayi sebaiknya dirawat langsung di rumah sakit, supaya pemberian obat secara teratur dapat dilakukan. Sehingga kondisi bayi dapat diperhatikan pihak medis. Ini dia langkah-langkah perawatannya :
- Bayi akan dilakukan perawatan di ruangan khusus, misalnya perawatan di ruangan rawat atau ICU bayi sesuai kondisi.
- Bayi akan mendapatkan cairan lewat infus sebagai pengganti cairan tubuh. Cairan ini sangat penting agar kondisi Kesehatan si kecil cepat pulih.
- Apabila bayi mengalami pneumonia yang disebabkan oleh bakter, pemberian antibiotic tentu saja sangat dibutuhkan. Antibiotik dapat dibeirkan lewat cairan infus, obat sirup atau minuman.
- Bayi akan mendapatkan bantuan oksigen menggunakan ventilator dengan tujuan agar menjaga pernafasan si kecil membaik serta tubuh bayi akan memperoleh kecukupan oksigen.
- Apabila si kecil mengalami demam, biasanya dokter akan memberikan obat demam khusus untuk bayi, berupa parasetamol dengan dosis sangat rendah. Namun pada bayi berusia 6 bulan ke atas, akan diberikan ibuprofen dan acetaminophen.
- Bayi dapat diberikan susu formula atau ASI untuk tetap menjaga asupan gizi dan nutrisi pada bayi. Dengan car aini, dapat membantu si kecil supaya cepat sehat.
- Pada bayi yang mengalami kelelahan sangat berat,maka perawatan harus dilakukan di rumah sakit supaya si kecil dapat beristirahat dengan nyaman.
Itulah beberapa perawatan pneumonia pada bayi dan beberapa penyebabnya yang perlu Moms ketahui agar dapat dilakukan tindakan yang tepat dan cepat saat bayi mengalami pneumonia.